Kalian pilih barang yang murah tapi kualitasnya nggak bagus, atau mahal sekalian tapi kualitasnya nggak bikin kalian nyesel udah beli barang itu?
Pernah dengar ucapan "ada barang ada kualitas"?
Apa kalian tau artinya prestige?
Membeli barang mahal itu nggak harus, tetapi perlu.
Kita ambil contoh kosmetik. Lipstik yang harganya di bawah 50ribu, kualitasnya sudah pasti di bawah lipstik yang harganya di atas itu.
Mulai dari merek, bahan dan ketahanan lipstik itu, sudah pasti beda.
Begitu juga dengan tas, baju, sepatu, barang elektronik, kendaraan, bahkan makanan. Yang dibandrol dengan harga lebih mahal, tentu punya kualitas yang lebih baik.
Itu baru dari segi kualitas. Belum dari segi prestige atau kebanggaan.
Rasa bangga itu penting dimiliki untuk memberikan penghargaan terhadap diri sendiri.
Bagaimana kita menghargai diri kita, itulah yang akan menentukan bagaimana orang lain menilai kita.
Jangan takut dikatai sombong. Orang yang mengerti nilai seseorang, tidak akan mengartikan seseorang itu sombong dari bagaimana dia mempresentasikan dirinya di hadapan orang lain.
Orang-orang di negara maju, lebih mengedepankan attitude daripada attire yang mana belum diterapkan di negara kita.
Bukan karena kita nggak mampu. Tapi karena kita nggak tau.
Buat apa beli barang yang mahal kalo kita bisa beli barang yg murah? Toh fungsinya sama.
Kalau kita hanya mengukur dari segi fungsi, maka analoginya begini...
Buat apa beli mobil kalo pakai sepeda juga bisa jadi alat transportasi? Tapi sepeda tidak bisa menampung penumpang yang banyak bukan?
Buat apa beli lampu kalau pakai lilin juga bisa menerangi ruangan? Tapi menggunakan lilin sebagai penerangan akan lebih ribet bukan?
Kalau analoginya kurang pas, kita pakai contoh lain...
Buat apa beli sabun yang harganya puluhan ribuan kalau bisa beli sabun yang harganya cuma dua ribuan?
Buat apa beli bedak yang harganya ratusan ribu kalau bisa beli bedak yang harganya puluhan ribu?
Buat apa beli tas yang harganya ratusan ribu kalau bisa beli yang puluhan ribu? Dll
Sabun, bedak dan tas yang harganya lebih mahal itu, punya manfaat yang lebih banyak, dibuat dari bahan yang lebih baik, di distribusikan dengan cara yang apik...
Biasanya produk-produk yang murah itu dibuat dan dipasarkan untuk memberikan keuntungan bagi produsen dan distributor tanpa memikirkan kepuasan konsumen.
Intinya "jual murah saja biar banyak yang beli, supaya banyak untungnya"
Sebaliknya, barang-barang yang dijual dengan harga mahal itu dibuat dan dipasarkan dengan seksama dengan memikirkan kepuasan konsumen.
Jadi mereka tidak mengutamakan banyaknya penjualan. "ga papa walaupun nggak semua orang mampu beli, yang penting para konsumen yang membeli itu nggak kecewa dan kualitas serta elsklusifitas produk, terjaga"
Apa kalian sadar kalau sabun dua ribuan itu bikin kulit cepat kering?
Kalau lipstik di bawah 50ribu itu bikin bibir hitam dan pecah2?
Kalau tas puluhan ribu itu gampang rusak dan modelnya pasaran?
Sekali lagi, kualitas dan eksklusifitas itu penting. Prestige itu penting. Bagaimana kita mempresentasikan diri kita di depan orang lain itu penting.
Jadi membeli barang-barang mahal itu bukanlah pemborosan, melainkan investasi yang perlu dilakukan.
Mulai sekarang, berhentilah pelit pada diri sendiri. Hargailah diri kalian, karena kita semua ini spesial dan kita berhak mendapatkan yang terbaik dalam hidup kita.
Jangan menurunkan standar dengan mengambil apa yang sebenarnya bisa kita dapatkan dalam versi yang lebih baik.
Segitu saja yang bisa saya sharing di tulisan kali ini. Semoga bisa memberikan pencerahan dan membuka pikiran kalian.
Oke deh, segini dulu ya postingan kali ini...
Sebelum teman-teman nutup browser atau pindah ke halaman lain,
Saya anjurkan buat like halaman fanspage facebook izthykiyen dulu ya…
Jangan lupa follow blog ini, juga daftarkan email kalian untuk dapat update terbaru blog ini…
Kalau kalian suka dengan tulisan saya dan mau orang lain ikut baca, silahkan gunakan tombol share untuk share tulisan ini ke social media…
Sampai ketemu di postingan lain nanti ya..
Tararengkyuuu~
Best regards,
Manusia keren sedunia
(maaf, enggan melewatkan kesempatan narsis)
Cewek sok keren yang nggak pernah kapok nulis walaupun isi tulisannya sering nggak berbobot. Sebenarnya suka sama hal-hal nyeleneh, tetapi akhirnya bertobat setelah menyadari opini masyarakat ternyata penting dan dia mulai memutuskan untuk ja'im.
